Tahukah teman-teman, kalau mendapatkan cara menyelesaikan pekerjaan rumah dengan memanfaatkan media internet adalah cara efektif yang harus teman-teman coba?.
Berdasarkan riset bahwa metoda belajar dengan cara menemukan ulasannya dapat memperbaiki nilai pada mata pelajaran.
Oh ya, kami sudah mempunyai 1 cara menjawab tentang Bagaimana perjalanan hidup Latif Hendra ningrat. Silakan lihat cara menyelesaikannya lebih lanjut di bawah ini:
Bagaimana Perjalanan Hidup Latif Hendra Ningrat
Jawaban: #1:Jawaban:
Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat (lahir di Jakarta , 15 Februari 1911 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun) merupakan seorang prajurit PETA berpangkat Sudanco (komandan Kompi) dan juga pengerek bendera Sang Saka Merah Putih didampingi oleh Soehoed Sastro Koesoemo, seorang pemuda dari Barisan Pelopor, pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
Saat menjadi petugas upacara bendera pertama sesudah proklamasi kemerdekaan, Latief Hendraningrat memakai seragam tentara Jepang karena Latief merupakan anggota pasukan Pembela Tanah Air (PETA) bentukan Jepang.[1] Sebelum masuk PETA, Latief Hendraningrat sudah aktif di Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo) yang juga bentukan Jepang. PETA dibentuk pada 3 Oktober 1943, kemudian ia mendaftar dan diterima.
Pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang mempelopori terjadinya Kemerdekaan Indonesia. Berasal dari siaran radio, kaum muda Indonesia mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Para pemuda menuntut Soekarno dan Hatta untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia, namun Soekarno menolak karena masih menunggu realisasi janji dari Jepang yang akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia dalam waktu dekat. Para pemuda meminta Latief Hendraningrat sebagai salah satu perwira PETA tertinggi di Jakarta untuk meyakinkan Soekarno-Hatta, dan terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Pada saat itu, Latief Hendraningrat menjadi orang PETA yang paling bertanggungjawab atas keamanan Jakarta saat itu. Ia menggantikan tugas atasannya, Kasman Singodimejo,[1]
Pada 17 Agustus 1945, anak-anak muda berdatangan menuju Lapangan Ikada (kini area Monumen Nasional). Mereka mendengar bahwa di sana Soekarno-Hatta akan menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun, sesampainya di Lapangan Ikada, tentara Jepang sudah siap dengan senjata lengkap. Rupanya deklarasi Kemerdekaan Republik Indonesia bukan dilakukan di Lapangan Ikada, melainkan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat yang merupakan kediaman Soekarno. Latief Hendraningrat tidak hanya mengamankan halaman depan rumah Soekarno yang digunakan sebagai lokasi proklamasi kemerdekaan. Ia juga menempatkan beberapa prajurit PETA pilihannya untuk berjaga-jaga di sekitar jalan kereta api yang membujur di belakang rumah itu. Usai pembacaan teks proklamasi, Latief bertindak sebagai pengibar sang saka Merah-Putih bersama Suhud Sastro Kusumo.
Penjelasan: maaf kalau salah
Kalau teman-teman ada peer lainnya, silahkan cari juga jawabannya di website ini.
Silahkan di-bookmark dan infokan ke teman-teman lainnya ya ...
Posting Komentar